UNS – Prestasi membanggakan di kancah internasional kembali diukir oleh mahasiswa Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta. Kali ini prestasi tersebut dipersembahkan oleh mahasiswa Program Studi (Prodi) Pendidikan Luar Biasa (PLB) Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) UNS, Yovan Rate Aziz. Yovan sukses membawa pulang Medali Emas ke-37 bagi Indonesia dari cabang olahraga blind judo pada ajang ASEAN Para Games 2023 di Kamboja.
nnnnAtas raihannya ini, Yovan mengaku bangga dan bersyukur dengan prestasi yang diukirnya. “Perasaan saya pada saat meraih prestasi ini tentunya sangat merasa bangga dan saya juga merasa bersyukur atas prestasi tersebut,” ungkap Yovan dalam rilis yang diterima uns.ac.id pada Jumat, (7/7/2023).
nnnnLebih lanjut, Yovan juga mengungkapkan motivasinya dalam menggeluti olahraga judo hingga dapat mengikuti dan memenangkan perlombaan di tingkat nasional maupun internasional.
nnnn“Motivasi saya mengikuti olahraga bela diri judo yang pertama karena saya hobi terhadap bela diri. Yang kedua saya ingin bisa berprestasi di bidang olahraga. Yang ketiga saya ingin bisa membanggakan kedua orang tua saya. Walaupun saya mempunyai kekurangan di sensorik, saya ingin menunjukkan kepada dunia jika saya mampu dan bisa menjadi yang terbaik untuk Indonesia. Terakhir, saya ingin berprestasi karena saya ingin bisa mendapatkan beasiswa untuk pendidikan saya,” lanjut Yovan.
nnnnLebih lanjut, Yovan berpesan untuk terus menggali potensi yang dimiliki. Ia juga menekankan untuk tidak malu dan terus berusaha dalam mengasah potensi tersebut.
nnnnnnnn“Jika ingin mendapatkan prestasi atau hasil yang maksimal di dalam perjalanan teman-teman, maka kalian harus rajin, tekun, dan optimis. Kalian juga harus memiliki ambisi terhadap bidang yang sedang ditekuni. Teruslah asah potensi apa saja yang kalian punya. Jangan malu dan terus berusaha,” pesan Yovan.
nnnnTerakhir, Yovan menambahkan jika memiliki kekurangan, jangan jadikan hal itu sebagai hambatan untuk terus mengasah potensi yang dimiliki.
nnnn“Kegagalan berawal dari kemenangan yang tertunda. Jangan melihat seseorang tersebut memiliki kekurangan atau kelebihan. Pada dasarnya semua manusia itu sama, hanya yang membedakan adalah mereka mampu atau tidaknya menjalani dan menekuni apa yang ada di dirinya,” pungkas Yovan. Humas UNS
nnnnReporter: Lina Khoirun Nisa
nnnnRedaktur: Dwi Hastuti
n