UNS — Mahasiswa Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta berhasil kembangkan kue adrem menjadi lebih kekinian. Ini merupakan proyek utama dari aktivitas Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) di Dusun Piring, Desa Murtigading, Kecamatan Sanden, Kabupaten Bantul, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.
nnnnTim MBKM UNS yang diketuai Vindita Anggraeni beranggotakan tiga orang, yakni Elsa Ulinnuha Santosa, Siti Fatimah, dan Vinka Sindy Agustin. Mereka merupakan mahasiswa Program Studi (Prodi) Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) UNS.
nnnnPengembangan kue adrem telah memperoleh pendanaan Penelitian Unggul Terapan (PUT) UNS pada tahun 2022 dan 2023. Dengan judul Peningkatan Kinerja Pemasaran UMKM melalui Pengembangan Produk Tradisional Kue Adrem (Dalam Suatu Desain Studi Eksperimental), proyek ini dibimbing oleh Prof. Dr. Budhi Haryanto, M.M.
nnnnDari penuturan Vindita, proyek ini juga telah didaftarkan sebagai Hak Kekayaan Intelektual dengan jenis ciptaan e-Book berjudul Meningkatkan Kinerja Pemasaran UMKM melalui Pengembangan Produk Tradisional Kue Adrem (Dalam Suatu Desain Studi Eksperimental). Selain itu, output dari program ini yaitu buku yang sedang dalam proses cetak.
nnnnKue adrem inovatif yang diproduksi masih dalam proses penelitian lebih lanjut dengan cara tes pasar melalui penelitian 1 dan penelitian 2. Kepada uns.ac.id, Vindita menjelaskan bahwa penelitian 1 dilakukan dengan beberapa eksperimen seperti mengidentifikasi hubungan antara atribut produk makanan, sikap positif, dan niat pembelian terhadap produk makanan.
nnnnMereka juga meneliti peran health conscientiousness dalam memoderasi pengaruh dari atribut produk pada sikap positif dan niat pembelian produk; peran food experience dalam memoderasi pengaruh dari atribut produk pada sikap positif dan niat pembelian produk; dan peran dari health conscientiousness dan food experience dalam memoderasi pengaruh dari atribut produk pada sikap positif dan niat pembelian produk.
nnnnnnnn“Penelitian 1 membuktikan bahwa kue inovatif secara signifikan menghasilkan respon positif yang lebih tinggi daripada kue original, yang dalam hal ini ditunjukkan oleh sikap positif dan niat pembelian yang lebih tinggi daripada kue original. Namun, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan bahwa health conscientiousness dan food experience ditemukan memperlemah hubungan proses pembentukan sikap positif dan niat pembelian terhadap kue,” terang Vindita, Senin (10/7/2023).
nnnnPengembangan produk masih terus berlanjut yang dilakukan dengan penelitian 2. Ini merupakan penelitian lanjutan untuk mengembangkan strategi pemasaran yang terkait dengan penjualan kue tersebut. Penelitian tahap 2 ini mengembangkan suatu konsep kemasan yang menarik untuk mempengaruhi sikap dan niat pembelian kue. Kemasan yang dikonsepkan meliputi ukuran, material dasar, warna, label, bentuk. Hal tersebut dapat mempengaruhi individu agar bersikap positif terhadap kue yang pada akhirnya berniat untuk membeli kue.
nnnnPengembangan kue adrem sendiri sebenarnya bertujuan untuk memberikan inovasi produk. Inovasi yang dilakukan berkaitan pada warna, rasa, dan tekstur kue. Tim MBKM UNS tetap mempertahankan bentuk asli kue. Hal ini dimaksudkan untuk menghindari terjadinya efek penolakan dari para UMKM pembuat kue mengingat kue adrem menjadi warisan budaya tak benda di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Fokusnya adalah mengembangkan suatu prototipe kue adrem baru dengan varian warna, rasa, dan tekstur yang berbeda dari kue adrem lama. Prototipe kue baru ini lebih difokuskan pada pasar yang baru atau pasar di luar Desa Murtigading.
nnnn“Melalui model ini diharapkan dapat memberikan pemahaman secara empiris pada penjual makanan tradisional sebagai dasar dalam mengembangkan produk makanannya agar lebih berani untuk inovatif dan kreatif. Di sisi lain, kami ingin memberikan pemahaman secara empiris tentang respon konsumen terhadap makanan tersebut yang diekspresikan dalam bentuk sikap positif dan niat pembelian,” tambah Vindita. Humas UNS
nnnnReporter: Rangga pangestu Adji
nnnnRedaktur: Dwi Hastuti
n